“Well, people sering lupa kalau apa apa yang ada di dunia ini berpasangan. Ada sifat buruk dan baik. Parahnya kebanyakan terlalu sibuk dengan hal yang ‘buruk” menimbulkan ketidaknyamanan berunsur insecure, anxiety, serta kecewa pada diri sendiri bahkan penolakan”
Assalaamu’alaikum,
Mari kita mulai dengan percakapan antara Diriku dan Aku:
Diriku: “Hai Aku, apa kabar? Sudah lama kita tidak pernah self
talk”
Aku: “Hai Diriku, gimana hari-harimu belakangan? Its good?”
Diriku: “emm mari kita mulai dengan cerita kamu. Sedikit koreksi
why your question just about feel good, actually I feel bad too. Lets hear
your journey, no matter good or bad thing is actually greatfull”
Aku: “I think so, but not sure. My future. Ternyata tidak
semudah itu. I feel bad to imagine how i can fill my family’s expectation
about me. I am not smart as their think, I am not talented as their want, and I
am not kind as their thought. They don’t know tentang seberapa keras aku
berjuang to full it, tapi kekecewaan yang besar juga turut datang sebagai
balasan. They don’t know every night my teers bleed, so much competition and
push me to run. I just told. Why me?
Diriku: “okey, can you explain be detail what you feel
sertakan pula pesan terdalam yang ingin kamu sampaikan ke mereka.”
Aku: “tired, hopeless, can I scream now? Dan saat ini cuman
pengen nangis sekenceng-kencengnya. pengen nyerah, berhenti dan menghilang jika bisa. aku capek kalo dibanding-bandingin, please receive me what I be. Kadang aku cuman butuh
pengakuan atas segala usahaku dan reward a.k.a pujian dengan segala yang
aku capai. Tapi sayangnya apa yang aku capai tidak dianggap pencapaian. Jalan yang
mereka mau berbeda. Dan yang paling mengganggu aku tidak mau publik menolakku,
aku ingin menjadi diirku apa adanya tapi publik tidak mau itu, hanya mau peduli
dengan menjadi baik seperti kebanyakan orang”
Diriku: “Hei, lihat ini foto 3 tahun lalu saat kamu mendapat
juara menyanyi bukan?”
Aku: “itu udah lama dan tidak ada artinya lagi”
Diriku: “well, thank you. It’s a great story. Sekarang
giliran aku. Suatu ketika di apartement kumuh milik seorang pria paruh baya
dengan umur mencapai setengah abad dan dia tergeletak dalam keadaan mabuk. Tidak
perlu heran, itulah kegiatannya setiap hari. Mabuk, pulang malam payah dan
hanya menjadi beban masyarakat. Itulah yang terpikirkan oleh kebanyakan orang. Dilain
sisi pria ini punya kegiatan menulis. Tetapi, tulisannya payah tidak ada editor
yang mau menerbitkannya hingga suatu ketika ‘Paradoks Semesta’ berlaku. Terdapat
editor dari perusahaan kecil yang mau menampung tulisan payah itu dan siapa
sangka hal tersebut menjadi awal popularitas pria payah itu menjadi penulis
terkenal. Charles Bukowski itulah yang dikenal masyarakat. Lantas, setelah
terkenal apa dia bukan pria payah pemabuk lagi? Masih dan sama saja. Dikisahkan
bahwa kesuksesan yang diraih Bukowski bukan dari kegigihannya menjadi yang
terbaik namun dari kenyataan bahwa ia tahu kalau dirinya payah, pecundang,
kemudian meneriman dan just doing dan tidak pernah mencoba menjadi selain
dirinya sendiri”
Aku: “waw dia bertahan menjadi buruk?”
Diriku: “hei, setiap orang punya sisi baik dan buruk bukan?
Dan inilah yang terjadi di masyarakat bahkan di kamu wahai “Aku”. ‘fokus dengan
sisi buruk dan berharap bisa menghilangkannya’. Itu tidak mungkin, percayalah! Inilah
penyakit. Tidak mau menerima sisi buruk a.k.a kesulitan padahal itu mustahil
dihilangkan. Jangan membuang energi untuk berusaha denial. Stop, calm and
down. Don’t do it. It so hard. Just be you!”
Aku: “I don’t understand”
Diriku: “listen, hold my word. Setiap kesulitan (tunggal)
terdapat kemudahan (jamak). Beside your pain there’s chance, kamu cuman
butuh melihat lebih jeli lagi. Be calm with your pain and don’t try
to evist, receive and ignore it. You have your own way to just focus on what
you can doing well”
Wassalam,
Acknowledge
“thank you for my close friends to inspire me for this dialoge
case, and allowed me to share in my blog. I know you’re day be great if you
follow your golden voice, its miracle from God to you, I love your voice”
Comments
Post a Comment