PERAN PUBLIK PEREMPUAN | KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT


Assalaamu’alaikum
Apa hal pertama kali yang terpikirkan pada “Aktivis Perempuan? Perempuan Karir? Pemimpin Perempuan?
Pasti banyak jawaban yang ada diantaranya; Mandiri, Kuat, Pekerja Keras, dan lain sebagainya. Secara sederhana itulah yang disebut sebagai peran publik perempuan. Dimana perempuan mampu berkontribusi menjadi bagian dari masyarakat serta langkah menyalurkan minat bakat. Zaman sekarang, ruang publik perempuan cukup terbuka luas, kesempatan yang ada terbuka lebar. Maka penting bagi perempuan masa kini untuk turut menjadikan peran publik sebagai hal yang juga diperiotaskan.

Gambar (Sumber: Google)
Dari hal ini kita sebagai perempuan harus sadar, terutama yang belum terikat pada peran menjadi Istri dan Ibu untuk bisa lebih memperlebar ruang kontribusi. Karena dengan pemenuhan peran publik, maka seorang perempuan dapat membekali dirinya dengan mental survive atau tangguh yang sangat berguna bagi kehidupan selanjutnya. Karena dari peran publik kita akan belajar tentang mandiri, problem solving, rationale thingking, serta soft skil lain seperti publik speaking, time-human management dan lain sebagainya. Hal ini pula yang mampu meningkatkan kualitas dan kapabilitas seorang perempuan.
Pemahaman yang baik terkait peran publik perempuan mampu menjawab dari seruan emansipasi perempuan dan keterwakilannya dalam aspek kemasyarakat (sosial, budaya dan politik). Dalam dunia politik, menurut UU No.8 tahun 2012 perempuan telah diberi jatah ruang 30% untuk menduduki kursi legislatif. Akan tetapi, kuota tersebut baik dari era orde baru hingga saat ini masih belum terpenuhi. Analisis yang bisa diambil dikarenakan masih minimnya pengetahuan perempuan terkait goverment dan trias politica.
Selain itu, terdapat beberapa tantangan perempuan dalam ranah publik diantaranya; Stereotip masyarakat yang masih menganggap perempuan tersubordinat dalam pandangan peran tradisional (domestik); Konsep marginalisasi dimana pengabaian hak-hak perempuan juga masih menjadi tantangan serius sehingga perlu adanya pemahaman emansipasi; menjadikan kesimpulan utamanya masih ada kesan diskriminasi pada golongan perempuan.
Dalam menanggapi hal tersebut, perempuan harus mulai mempersiapkan diri sedini mungkin untuk belajar dan memberikan bukti untuk dapat berkontribusi dengan baik di masyarakat. Hal ini dapat ditinjau dari pergerakan perempuan di perguruan tinggi. Atmosfer gerakan perguruan tinggi memiliki idealitas yang cukup tinggi dan penting untuk dapat memaksimalkan pembelajaran di masa ini. Sangat disarankan untuk mengikuti organisasi dan atau komunitas yang mampu menunjang pengembangan diri, soft skill serta minta bakat kita.
Saat kita telah memahami peran publik dan peran domestik (di tulisan sebelumnya) perempuan, maka perdebatan tentang perempuan telah selesai. Klasifikasi peran keduanya (domestic dan publik) tidak dapat dipisahkan. Apabila terdapat ketimpangan disalah satunya akan menimbulkan pengaruh. Hal ini didukung dengan penjelasan secara medis, bahwa peran publik yang berlebihan mampu menimbulkan stres terhadap perempuan dimana salah satu penanganannya adalah kembali ke peran domestik (fitrah) yang mampu secara alamiah membuat perempuan lebih baik dan rileks (terproduksinya hormon oksitosin). Untuk kejadian sebaliknya dimana peran domestic yang tidak dinetralkan dengan peran publik akan membuat perempuan terkesan tidak mandiri, over baper, yang juga akan menimbulkan stress secara perasaan.
Wassalam,
Sumber Referensi:
Materi LKK Jember 2020

Comments