PERAN PEREMPUAN | RANAH PUBLIK DAN DOMESTIK


Assalaamu’alaikum
Dalam peran tradisionalnya, perempuan dikenal dengan istilah ‘Dapur, Sumur, Kasur’ maknanya perempuan pada masa itu, memiliki ranah yang terbatas dalam urusan rumah tangga saja (peran domestik). Sedangkan pria sebagai kepala keluarga memiliki akses lebih leluasa terhadap ranah publik baik dalam bekerja hingga memperjuangkan kemerdekaan pada masa itu. Dalam pemahaman Kohati (Korps-HMI Wati) terdapat 4 peran perempuan yang penting untuk diterapkan dan dijadikan landasan diantaranya: Perempuan sebagai Putri bagi orang tuanya, Istri untuk suaminya, Ibu bagi anak-anaknya (peran domestik) serta Anggota Masyarakat (peran publik).

Gambar(Sumber Google)
Sebelum lebih dalam membahas peran domestik dan publik perempuan, alangkah baiknya terlebih dahulu memahami pengertian dan perbedaan dari kata Seks, Gender dan Kodrat. Seks adalah istilah biologis yang menyebutkan klasifikasi perempuan dan laki-laki berdasarkan fisiologis tubuh. Gender adalah klasifikasi yang muncul dari persepsi masyarakat dan terpengaruhi dari budaya serta perkembangan zaman, secara umum gender terbagi menjadi wanita (woman) dan pria (man), akan tetapi akhir-akhir ini muncul gender ketiga yang dapat tidak diharuskan memilih dari kedunya (tidak terdefinisikan). Sedangkan Kodrat adalah ketetapan Tuhan yang tidak bisa diubah oleh manusia, sifat-sifat alamiah atau yang biasa disebut sebagai Fitrah.

Gambar Lambang Kohati (Korps HMI-wati) (Sumber: Google)
Kembali ke pembahasan peran domestik perempuan saat menjadi istri bagi suaminya, maka harus memahami kodrat yang ditetapkan oleh Tuhannya. Seperti halnya ketentuan untuk menghormati suami serta peran istri dalam membangun keluarga dan suasana rumah yang  sakinah (membawa kedamaian), mawaddah (penuh kasih sayang) dan warohmah (di rahmati oleh Allah SWT). Selain itu, pada peran perempuan sebagai Ibu bagi anak-anaknya adalah peran tertinggi dan mulia bagi seorang perempuan sebagai Madrasah Pertama bagi anak-anaknya. Maka dalam pemenuhan peran ini, perempuan perlu memahami urgensi dan langkah membina anak sebagai kader bangsa di masa depan, sehingga penting bagi perempuan untuk berpendidikan. Secara medis, peran domestik perempuan berkaitan dengan diproduksinya hormon esterogen yang sebanding dengan produksi hormon oksitosin sebagai sumber sifat kasih sayang.
Dalam konteks peran publik perempuan sebagai anggota masyarakat, maka ini yang menjadi pembahasan menarik hingga dimasa sekarang. Dimana kontribusi perempuan dalam berkontribusi di anggota masyarakat baik dalam organisasi dan pekerjaan. Maka tentu tidak ada yang bertentangan agar perempuan tetap terlibat dengan pergerakan-pergerakan yang ada di masyarakat bahkan menjadi tokoh pemimpin di dalamnya. Secara medis hal ini akan membantu perempuan dalam meningatkan sifat maskulin sebagai penyeimbang sifat feminism seperti mandiri, membuat keputusan dan berfikir secara logis. Hal ini tentunya akan menjadi siklus psikologi yang baik karena sebagai penyeimbang dari peran domestik yang sebelumnya telah dipaparkan.
Secara idealnya, dalam diri perempuan perlu adanya penyeimbangan antara peran domestik dan publiknya. Dimana peran domestik sebagai pemenuhan kodrat dari perempuan itu sendiri. sedangkan peran publik perempuan adalah jawaban dari sifat naluriah setiap manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kecenderungan ke arah Impactfulness pada lingkungan sekitar. Pembahasan terkait peran publik perempuan akan dibahas di tulisan selanjutnya yaa. Stay toon!
Wassalam,

Sumber Referensi:
Materi LKK Jember 2020

Comments