QUARTER LIFE CRISIS (QLC) | LANGKAH MENUJU PENDEWASAAN


Assalaamu’alaikum
Hayooo di umur berapa kamu mulai mengenal istilah ini? 15, 20, 25 atau kamu baru mengenalnya saat ini juga?. Santuy, nggk ada yang namanya terlambat. Hidup ini adalah sebuah perjalanan yang tidak henti-hentinya untuk kita bisa selalu mengambil pelajaran dan belajar dari setiap kejadian. Pernah merasa hidup kamu tidak berguna dan sia-sia? Bahkan kamu ragu terhadap masa depanmu akan jadi apa? Hehe welcome to our club. Kamu sedang mengalami masa QLC atau quarter life crisis. Dimana kamu sedang merasa pada posisi kebingungan terhadap apa yang telah terjadi dan akan terjadi kedepan.
Seharusnya disini kamu bersyukur, karena jika kamu bisa melewati masa ini dengan baik. Maka kamu akan terasa lahir kembali menjadi sosok yang luar biasa (maaf agak alay). Guys hati-hati terjebak jika kamu di masa ini. Apapun yang kamu pikirkan dan ragukan selama QLC ini, solusi pertama yang harus kamu ambil adalah LOVE YOUR SELF. Kamu udah terlalu capek memikirkan pendapat orang lain dan segala kejadian yang ada di luar kendali. Berhenti untuk menyalahkan dirimu, sadarlah bahwa kamu tidak akan pernah bisa membahagiakan SEMUA ORANG. Tau nggk, Jadi diri sendiri aja menurutku dah susah loh, apalagi jadi orang lain. Iya nggk?


Animasi Self-Healing (Sumber: Google)
Pada masa ini cukupkan kamu untuk mulai self healing, inget guys if you believe with your self everything is possible. Kamu adalah kekuatan terkuat dalam hidupmu, kamu adalah pemeran utama dari setiap perjalanan hidup kamu. Sejenak kamu bisa memberi waktu privacy untuk diri kamu dengan membaca buku, berbincang dengan teman, dan sangat disarankan juga untuk mulai berbincang dengan senior yang kamu percayai. Karena mereka (senior, atau sebutlah doi kamu anggap mentor) bisa jadi lebih dulu mengalami masa QLC ini dan mereka masing-masing pasti punya cara melewatinya. Meskipun masalah yang terjadi berbeda, tapi value pengalaman mereka bisa buat kita pelajaran. Ayok lha guys, kita nggk perlu pemilih mencari figure formal doi adalah harus Guru. Siapapun bisa jadi Guru kita.
Kalau pengalamanku sendiri, QLC datang setelah aku mendapatkan apa impianku dan aku merasa hampa, seakan-akan tidak ada value yang aku dapat. Ternyata mimpi itu terbentuk bukan dari kemauan aku sendiri akan tetapi, terbentuk dari ‘standar baik’ anggapan orang. Sehingga saat aku bersusah payah mengejar mimpi itu dan tercapai, kesenangan hanya sesaat dan aku merasa hampa serta tidak tau mau ngapain setelah ini (miris dengan idup sendiri, hehehe). Guys, tidak ada yang salah dengan merangkai lifeplan kalian dengan pondasi self-centered. Karena nantinya yang ngejalanin adalah kita sendiri, dan yang SEHARUSNYA mendapat hasil adalah diri kita sendiri.
Sebelum melakukan sesuatu harus memikirkan Do More, Get More and Be More. Wajib hukumnya mempertimbangkan akan menjadi apa setelah impian itu tercapai, berkaitan dengan value. Karena kalian sudah melakukan usaha dan memperjuangkan semaksimmal mungkin impian itu. Setelah mendapatkannya, karena harus punya value, dapat membuat kalian lebih baik untuk melanjutkan pencapaian selanjutnya. Selamat berproses mencintai diri sendiri lalu melejit.
oke, bahas kalimat yang tadi yuk.
Do More: Dalam hal mencapai sesuatu pasti ada USAHA LEBIH yang kita berikan
Get More: Kemudian kita berharap akan mendapatkan  HASIL LEBIH dari segala bentuk usaha kita, InsyaAllah Hasil tidak mengkhianati usaha
Be More: nah, ini nih yang rawan. Kita harus mempertimbangkan VALUE/ IMPACT apa yang hendak kita dapat ?
Konsep ini aku dapet dari salah satu podcast di INSPIGO, kalian juga wajib download aplikasi ini. Worth it banget, apalagi bagi kamu yang suka dengerin podcast sebelum tidur hehe. Selamat mempersiapkan diri, karena sejatinya Dewasa bukan hanya soal umur lhoooo….
Wassalam,


Comments