Assalaamu’alaikum
Sebagai murid didik MAN Insan Cendekia
Gorontalo (MAN ICG), aku mau coba mengvisualisasi singkat perjalananku selama
belajar di ICG. Dari segi fasilitas (nggk menutup kemungkinan berbeda di IC
daerah lain ya) menurut aku sangat memadai, seperti adanya gedung pendidikan,
perpustakaan, lapangan bola, lapangan basket, lapangan tenis, lapangan voli,
studio musik dengan segala peralatannya, sport
center dengan peralatan gym waw
disini ruangannya full kaca guys,
jadi bisa buat latihan dance, kolam
renang 5x20 cm, kantin, koperasi poliklinik, masjid, gedung tahfidz, asrama
guru, asrama siswa, gedung pusat asrama, dan gedung bersama. Ada juga lahan
kosong yang dimanfaatkan untuk kebun, dan juga kolam ikan, eh ada lagi sawah
tapi bukan murid yang nanem hehe.
OSIS MAN IC Gorontalo (Sumber: Google/ itu OSIS jaman aku hehe)
Kalau dari segi pendidikan seperti
yang dikenal dengan istilah ‘Berotak
Jerman’ secara umum kurikulmnya sama kayak SMA pada umumnya akan tetapi masa
pembelajarannya cenderung cepat dan efektif di mana akan ada quiz setiap
selesai pelajaran dan ulangan setiap minggu. Nah yang membedakan adalah
soal-soal ulangannya yang nggk berasal dari buku paket melainkan soal-soal
olimpiade atau soal-soal masuk perguruan tinggi. Itu guys yang bikin aku menggap-menggap hehe (padahal itu masih
kelas X). Kalau pendidikan agamanya memakai prinsip ‘Berhati Mekkah’ kita
mengenal istilah ‘jarak 3 meter dengan
ikhwan’ (sebelum corona melanda kami udah menerapkan jaga jarak guys hehe).
Kegiatan keagamaan lain juga turut serta
kami pelajari meskipun nggk sebanyak pelajaran agama di pesantren.
Jangan salfok ya kalau lihat raport
kita nilainya emang nggk bagus-bagus amat, yaelah dapet KKM tanpa remedial aja
itu udah syukur Alhamdulillah. Disinilah yang bener-bener membentuk karakter
murid didik (Alumni IC) cenderung struggle
dengan tantangan baru. Pertemanan di IC bener-bener tulus guys. Di IC ada
sistem drop out bagi mereka yang nilainya selalu kurang dari KKM meskipun sudah
ada remedial atau SP (semester pendek). Dari awal kita masuk kita sudah
diajarkan untuk ‘masuk bareng-bareng, lulus bareng-bareng’. Gimana caranya
dalam satu angkatan itu, tidak boleh ada yang ketinggalan secara akademik.
Mangkanya kita cenderung ambis, kalau mau ujian yaa belajar bareng, yang pinter
jadi mentorin yang kurang ngerti sampai-sampai kita bikin rangkuman sendiri.
Kalau misal ada yang nggk ngerti di sekolah, 24 jam para guru di sana pintunya
siap diketuk untuk kita tanyain. Belom lagi project angkatan seperti pada mata
pelajaran pameran KIR, Kewirausahaan yang harus jualan beneran sampai proyek mural,
dimana kita harus melukis di sekeliling gerbang kolam renang.
Jika dipikir kembali kebanyakan para
alumni IC merasa sangat kehilangan dengan program produktif selama di IC.
Gimana nggk produktif, orang kegiatan dimulai dari subuh ampe jam malam belajar.
Kalau di jadwal jam belajar ampe jam 10 malam. Etdahhh tiap hari ada PR guys.
Kayaknya paling banter ya selesai jam 12,an hehe. Yaaaa gitulah
kehidupan di IC, mungkin nggk jauh beda sama program boarding lainnya yang
emang padet banget. Alhamdulillah setidaknya masa muda kita diisi dengan
hal-hal produktif. Tetap terus berkarya yaaa temen-temen. Di IC diajarkan
selain kita punya kecerdasan secara intelektual, jangan melupakan kecerdasan
akhlak dan agama. Karena sejatinya agama adalah pondasi agar manusia hidupnya
terhindar dari kesia-siaan.
Wassalam,
Comments
Post a Comment