MAN INSAN CENDEKIA GORONTALO BERHATI MEKKAH, BEROTAK JERMAN #2


Assalaamu’alaikum
Sebagai murid didik MAN Insan Cendekia Gorontalo (MAN ICG), aku mau coba mengvisualisasi singkat perjalananku selama belajar di ICG. Dari segi fasilitas (nggk menutup kemungkinan berbeda di IC daerah lain ya) menurut aku sangat memadai, seperti adanya gedung pendidikan, perpustakaan, lapangan bola, lapangan basket, lapangan tenis, lapangan voli, studio musik dengan segala peralatannya, sport center dengan peralatan gym waw disini ruangannya full kaca guys, jadi bisa buat latihan dance, kolam renang 5x20 cm, kantin, koperasi poliklinik, masjid, gedung tahfidz, asrama guru, asrama siswa, gedung pusat asrama, dan gedung bersama. Ada juga lahan kosong yang dimanfaatkan untuk kebun, dan juga kolam ikan, eh ada lagi sawah tapi bukan murid yang nanem hehe.


OSIS MAN IC Gorontalo (Sumber: Google/ itu OSIS jaman aku hehe)
Kalau dari segi pendidikan seperti yang dikenal  dengan istilah ‘Berotak Jerman’ secara umum kurikulmnya sama kayak SMA pada umumnya akan tetapi masa pembelajarannya cenderung cepat dan efektif di mana akan ada quiz setiap selesai pelajaran dan ulangan setiap minggu. Nah yang membedakan adalah soal-soal ulangannya yang nggk berasal dari buku paket melainkan soal-soal olimpiade atau soal-soal masuk perguruan tinggi. Itu guys yang bikin aku menggap-menggap hehe (padahal itu masih kelas X). Kalau pendidikan agamanya memakai prinsip ‘Berhati Mekkah’ kita mengenal istilah  ‘jarak 3 meter dengan ikhwan’ (sebelum corona melanda kami udah menerapkan jaga jarak guys hehe). Kegiatan keagamaan lain juga turut serta  kami pelajari meskipun nggk sebanyak pelajaran agama di pesantren.
Jangan salfok ya kalau lihat raport kita nilainya emang nggk bagus-bagus amat, yaelah dapet KKM tanpa remedial aja itu udah syukur Alhamdulillah. Disinilah yang bener-bener membentuk karakter murid didik (Alumni IC) cenderung struggle dengan tantangan baru. Pertemanan di IC bener-bener tulus guys. Di IC ada sistem drop out bagi mereka yang nilainya selalu kurang dari KKM meskipun sudah ada remedial atau SP (semester pendek). Dari awal kita masuk kita sudah diajarkan untuk ‘masuk bareng-bareng, lulus bareng-bareng’. Gimana caranya dalam satu angkatan itu, tidak boleh ada yang ketinggalan secara akademik. Mangkanya kita cenderung ambis, kalau mau ujian yaa belajar bareng, yang pinter jadi mentorin yang kurang ngerti sampai-sampai kita bikin rangkuman sendiri. Kalau misal ada yang nggk ngerti di sekolah, 24 jam para guru di sana pintunya siap diketuk untuk kita tanyain. Belom lagi project angkatan seperti pada mata pelajaran pameran KIR, Kewirausahaan yang harus jualan beneran sampai proyek mural, dimana kita harus melukis di sekeliling gerbang kolam renang.
Jika dipikir kembali kebanyakan para alumni IC merasa sangat kehilangan dengan program produktif selama di IC. Gimana nggk produktif, orang kegiatan dimulai dari subuh ampe jam malam belajar. Kalau di jadwal jam belajar ampe jam 10 malam. Etdahhh tiap hari ada PR guys. Kayaknya paling banter  ya selesai jam 12,an hehe. Yaaaa gitulah kehidupan di IC, mungkin nggk jauh beda sama program boarding lainnya yang emang padet banget. Alhamdulillah setidaknya masa muda kita diisi dengan hal-hal produktif. Tetap terus berkarya yaaa temen-temen. Di IC diajarkan selain kita punya kecerdasan secara intelektual, jangan melupakan kecerdasan akhlak dan agama. Karena sejatinya agama adalah pondasi agar manusia hidupnya terhindar dari kesia-siaan.
Wassalam,

Comments